VIDEO PRAKTIK PEMBELAJARAN ONLINE SIKLUS I DAN PTK

Share:

Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Pengapian Konvensional



PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

a.   Pemeriksaan Governor

Putar rotornya berlawanan putaran jarum jam dan lepaskan. Rotor harus kembali dengan lembut ke posisi semula.

Gambar 1. Pemeriksaan Governor

b.   Pemeriksaan Celah Rubbing Block

Celah rubbing block : 0,45 mm

Gambar 2. Pengukuran Celah Rubbing Block

c.   Pemeriksaan External Resistor

Periksa tahanan dari resistor dengan ohm meter.

Tahanan (External Resistor) : 1,1 - 1,3 Ω

Gambar 3. Pemeriksaan Tahanan Eksternal Resistor

d.   Pemeriksaan Internal Resistor

Periksa tahanan dari resistor dengan ohm meter.

Tahanan (Internal Resistor) : 0,9 - 1,2 Ω

Gambar 4. Pengukuran Tahanan Internal Resistor





 


Share:

Fungsi dan Komponen Sistem Pengapian Konvensional

 




SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

a.   Fungsi Sistem Pengapian.

Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh piston didalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder, akan terbakar secara serentak.

Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan. Sistem pengapian (ignition system) pada automobile berfungsi untuk manaikkan tegangan baterai menjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi.

b.   Identifikasi Komponen Sistem Pengapian.

Sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik/transistor. Sistem pengapian konvensional terdiri dari: battery, ignition switch, ignition coil, breaker point, condenser, distributor, high tension cords, dan spark plug. Sistem pengapian elektronik terdiri dari signal rotor, signal generator, pick-up coil dan magnet permanen.

Gambar 1. Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional

b.   Identifikasi Komponen Sistem Pengapian.

Sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik/transistor. Sistem pengapian konvensional terdiri dari: battery, ignition switch, ignition coil, breaker point, condenser, distributor, high tension cords, dan spark plug. Sistem pengapian elektronik terdiri dari signal rotor, signal generator, pick-up coil dan magnet permanen.

c.   Komponen Sistem Pengapian

(1).    Baterai (Battery)

Baterai berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil.

Gambar 2. Baterai (Accu)

(2).    Kunci Kontak (Ignition Switch)

Kunci kontak berfungsi sebagai alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus dari baterai ke rangkaian primer pada sistem pengapian. Pada kunci kontak biasanya terdapat beberapa terminal. Terminal-terminal tersebut biasanya diberi tanda secara alfabetis yakni B (battery), IG (ignition/pengapian), ST (starter) dan ACC (accessories), khususnya kendaraan produksi jepang. Sedangkan untuk kendaraan produksi Eropa, terminal-terminal pada kunci kontak tersebut biasanya ditandai dengan angka, misalnya 30 (baterai positif), 15 (ignition/pengapian), 50 (starter/selenoid).

Gambar 3, Kunci Kontak

(3).    Koil Pengapian (Ignition Coil)

Koil pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Pada ignition coil, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui (dengan cara) induksi electromagnet/induksi magnet listrik (induksi sendiri dan induksi bersama).

Inti besi (core), yang dikelilingi oleh kumparan, terbuat dari baja silicon tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis (Ø 0,05-0,1 mm) yang digulung 15.000 sampai 30.000 kali lilitan pada inti besi, sedangkan pada kumparan primer terbuat dari kawat tembaga yang relatif tebal (Ø 0,5-1.0 mm) yang digulung 150 sampai 300 kali lilitan mengelilingi kumparan sekunder. Untuk mencegah hubungan singkat (short circuit) antara kumparan lapisan yang berdekatan, antara lapisan satu dengan lapisan yang lain disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi.

Seluruh ruang kosong didalam tabung kumparan diisi dengan minyak atau campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas. Salah satu ujung dari kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa, dimana salah satu ujungnya dehubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas. Kedua kumparan digulung dengan arah yang sama, dengan kumparan primer berada pada bagian luar.

Gambar 4. Koil Pengapian

Ignition coil dengan resistor merupakan sebuah tahanan yang berfungsi untuk mengurangi kecenderungan bertambahnya hambatan arus oleh efek self induction, sehingga kenaikan tegangan primer semakin cepat dan aliran arus tetap mencukupi pada putaran tinggi yang mengakibatkan penurunan tegangan sekunder dapat dicegah. Resistor ada yang diluar (external resistor) maupun didalam (integrated resistor). Tipe integrated resistor, pada ignition coil terdapat 3 terminal external yakni B, +, dan -. Terminal B dihubungkan dengan IG kunci kontak, sedangkan + dihubungkan ke ST kunci kontak.

(4).    Distributor

Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder dengan urutan pengapian (firing order).

Gambar 5. Distributor

Bagian-bagian distributor terdiri dari :

a).  Nok (Cam).

Berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut camshaft yang tepat untuk masing-masing silinder.

b).  Kontak point (Breaker Point).

Berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder koil.

Gambar 6. Kontak Point

•    Sudut dwell (Dwell angle)

Sudut dwell adalah sudut yang dibentuk oleh cam pada distributor saat kontak platina mulai menutup hingga membuka kembali. Kontak platina menutup dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini memungkinkan mengalirnya arus listrik kekumpuran primer untuk membangkitkan medan magnet. Bila medan magnet lemah, maka tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian juga rendah. Hal ini terjadi terutama pada putaran tinggi.

Karena besarnya sudut dwell dipengaruhi besarnya celah platina maka kondisi kontak platina penanganannya khusus. Dengan berubahnya celah kontak platina maka besarnya sudut dwell juga berubah. Semakin kecil celah kontak platina, maka besar sudut dwellnya dan saat pengapian lebih lambat. Sedangkan semakin besar celah kontak platina, maka kecil sudut dwellnya dan saat pengapian terjadi lebih awal.

•    Sudut pengapian

Sudut pengapian adalah sudut putar cam distributor mulai membuka sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya.

•    Saat pengapian (Timing pengapian)

Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol.

c).  Capasitor (Condensor).

Condensor  berfungsi menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan menaikkan tegangan sekunder koil.

e).  Governor Advancer

Governor advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.

f).   Vacum Advancer

Vakum advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.

(5).    Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Cord)

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus bertegangan tinggi yang dibangkitkan oleh koil pengapian melalui distributor ke busi.

Gambar 7. Kabel Tegangan Tinggi

(6).    Busi (Spark Plug)

Busi berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui electrodanya.

Gambar 8. Busi

C.  Cara Kerja Sistem Pengapian

(1).    Rangkaian Primer

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai dan terdiri dari komponen-komponen berikut : sakelar pengapian lilitan, lilitan primer coil, kontak point distributor dan kondensor.

(2).    Rangkaian Sekunder

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang diangkat oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut : lilitan sekunder, lengan rotor distributor, tutup distributor dan busi-busi.

 (3).   Cara Kerja Pengapian Induktif

a).  Cara kerja kontak point tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnet, melalui kontak point ke massa.

Gambar 9. Cara Kerja Kontak Point Tertutup

b).  Cara kerja kontak point terbuka

Pada saat point-point terbuka oleh cam distributor yang berputar, aliran arus primer terputus. Hilangnya medan magnit di sekitar lilitan primer coil dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini mendorong arus melalui kabel koil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.

Gambar 10. Cara Kerja KOntak Point Terbuka

Share:

Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Pengisian

 





PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGISIAN

Pembongkaran Alternator

a. Beri tanda pada rumah depan dan belakang supaya mudah pada saat perakitan lagi.

Gambar 1. Pemberian Tanda di Alternator

         b.  Lepas roda dan puli dengan sabuk khusus

Gambar 2. Melepas Puli

        
        c.  Lepas baut pengikat rumah belakang dengan depan

      Pisahkan unit rumah belakang dari unit rumah depan

Gambar 3. Melepas baut rumah belakang

        d.   Rotor dilepas dari rumah dengan cara dipres menggunakan alat khusus
              Kontrol kelonggaran bantalan. Bila aus lepas pengikat bantalan rotor dan lepas 
              bantalan rotor dari rumah dengan dipres.
Gambar 4. Melepas Pengikat Bantalan Rotor.

        e.  Lepas pelat diode dari rumahbelakang.
             Lepas stator dari diode dengan menggunakan solder.
             Lepas rumah sikat –sikat dan meng-ukur panjangnya. Bila terlalu pendek ganti dengan 
             menggunakan solder.
            Jaga gulungan stator jangan lecet (akibat benturan benda keras).
Gambar 5. Melepas Plat Diode

        f.  Pres bantalan pada rumah belakang (beri oli supaya pengepresan mudah).
            Solder sikat arang pada rumahnya. Jepit kabel sikat dengan tang lancip supaya panas 
            mengalir ke tang.
            Pasang rumah sikat.
Gambar 6. Menyolder Brush/ Sikat arang























Share:

Fungsi dan Komponen Sistem Pengisian

 

   

SISTEM PENGISIAN

Perlengkapan mobil yang membutuhkan tenaga listrik makin hari makin bertambah. Kalau biasanya kebutuhan tersebut hanya meliputi sistem penerangan lampu-lampu, alat-alat pengukur bensin penunjuk arah, penghapus kaca dan radio, maka sekarang di pasang juga tape recorder dan AC (Air Conditioning). Dengan generator kebutuhan tersebut sudah tidak terpenuhi lagi sehingga baterai akan lebih cepat menjadi kosong. Sebagai pengganti di pakai altenator .Alat ini menghasilkan arus listrik bola balik (AC), karena itu di sebut juga Generator AC.

Untuk keperluan pengisian baterai dan melayani alat-alat lain di perlukan arus searah (DC). Karena itu, arus listrik yang di hasilkan alternator ini perlu di rubah menjadi arus searah dengan alat yang di sebut rectifier atau diode. Kapasitas dari altenator adalah 30 sampai 60 Amper, tergantung kepada kebutuhan pemakaian.

Sebuah  altenator  terdiri  dari  sebuah  bagian-bagian  yang  sama  seperti generator,  tapi  dengan  cara  kerja  yang  berbeda  .  Sebagai  pengganti  medan magnit  di  sebut  rotor,  merupakan  bagian  yang  berputar  dan  sebagai  angker adalah  stator  yang  tidak  berputar.  Rectifier  yang  merubah  arus  bolak  balik menjadi  arus  searah  dapat  di  bandingkan  dengan  komutator  dan  sikat  arang pada  generator DC.Silikon diode rectifier yang di pakai banyaknya 6 buah, terdiri dari 3 positif diode dan 3 lain nya negative diode. Diode tersebut di pasang pada dinding  rumah  altenator,  di  hubungkan  pada  gulungan  pada  stator,  dan  pada bagian  luar  dengan  terminal  altenator.  Dengan  demikian  arus  listrik  AC  yang  di bangkitkan  pada  gulungan  stator  tersebut,  setelah  keluar  dari  altenator  sudah berbentuk  arus  searah.  Di  samping  itu  diode  juga  berfungsi  sebagai  pemutus arus,  sehingga  motor  yang  memakai  altenator  tidak  lagi  memerlukan  pemutus arus.



Gambar 1. Alternator

Keterangan :

1. Dioda

2. Plat dudukan diode

3. Cincin gesek

4. Kumparan pembangkit (stator)

5. Bearing depan.

6. Kipas pendingin.

7. Rotor (kumparan medan)

8. Sikat arang

9. Bearing belakang

10. Rumah stator

   Fungsi Bagian Alternator

    a.  Rotor

    

Gambar 2. Rotor

Rotor tersusun dari inti magnit ( pole core ) field coil atau juga disebut rotor coil, slip ring dan rotor shaft. Field coil tersebut digulung dengan cara penggulungan yang arahnya sama dengan putaran, dan masing –masing ujungnya dihubungkan pada slip ring. Kedua pole core tersebut dipasangkan pada masing-masing ujung dari gulungan dan juga sebagai pembungkus kumparan rotor. Magnetic flux adalah hasil dari aliran arus yang meliwati kumparan dansatu kutub menjadi kutub Utara (U) dan yang lain menjadi kutub Selatan (S). Slip ring dibuat dari logam baja putih (stainless steel) dengan penyelesaian yang halus untuk kontak (hubungan) brush pada permukaannya. Slip ring dipisahkan dari poros rotor (rotor shaft).

    b. Stator

Gambar 3. Stator

Stator disusun dari stator core dan kumparan stator (stator coil). Stator dilindungi bagian depan dan bagian belakang dari frame. Stator coil terdiri dari kawat tembaga yang dilapisi dengan lapisan tipis yang bersifat sebagai insulator. Di bagian dalam ada slot-slot yang mana terdiri dari 3 kumparan yang bebas ( independent ). Inti stator bertugas sebagai saluran garis-garis gaya magnet dari pole core ke hasil yang efektip stator coil.

c.   Diode


Gambar 4. Diode

Diode terdiri atas diode position dan diode negatip. Tiap tiga diode diikat dam masing –masing pemegang diode. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dikirim dari sisi pemegang positip dan juga ujung dari framenya semua terisolasi.selamapenyearahan, diode-diode akan memnjadi panas selanjutnya diode holders bertindak meradiasikan panas ini dan menjegah diode dari panas yang berlebihan.








 







  


Share:

teknik otomotif

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.