Pemeriksaan dan Perbaikan Motor Starter

 

PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN MOTOR STARTER

 

1.    Mengganti Motor Starter

1). Melepaskan Motor Starter

a.  Lepaskan kabel negatif dari baterai.

b.  Lepaskan kabel-kabel dari motor starter

     (1)   Lepaskan kabel pada terminal 30 dengan membuka mur.

     (2)   Tarik penghubung kabel ke terminal 50 dari motor starter.

c.  Kendorkan baut pengikat motor starter, kemudian keluarkan motor starter.


Gambar 1. Melepaskan Motor Starter. 

2). Pemasangan Motor Starter

a.  Pasangkan motor starter pada rumah kopling.

b.  Kencangkan baut pengikat motor starter.

c.  Hubungkan kabel-kabel pada motor starter.

(1)   Hubungkan kabel baterai ke motor starter pada terminal 30 dan kencangkan murnya.

(2)   Dengan baik pasangkan penghubung terminal 50 motor starter.

(3)   Jauhkan kabel-kabel dari bagian yang bergerak atau bagian yang panas seperti exhaust manifold.

d.  Hubungkan terminal negatif baterai dan ikat dengan baik.

e   Periksa apakah motor starter berfungsi dengan baik dengan cara menstart mesin.

(1)   Pastikan bahwa mesin berputar saat kunci kontak di putar ke posisi START.

(2)   Pada saat mesin berputar apakah terdapat suara-suara aneh dari motor starter dan saat kunci kontak dilepaskan dari posisi start.


Gambar 2. Pemasangan Motor Starter 

2.    Pengetesan Kemampuan Kerja Starter

1). Pengetesan Kerja Tanpa Beban

Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

a.  Hubungkan starter ke baterai seperti pada gambar.

     Bagian positif :

     (+)  Baterai      ke     (+) Ammeter +

     (-)  Ammeter     ke    Terminal 30

     Bagian negatif :

     (-)  Baterai         ke  Body Starter

Gambar 3. Pengetesan Kerja Tanpa Beban 

b.  Hubungkan terminal 50

Jika starter berputar dengan halus dan tetap dengan pinion meloncat keluar serta mempergunakan arus kurang dari spesifikasi, berarti dalam keadaan baik.

Arus spesifikasi :

0,6 kW kurang dari 55A pada 11 V

0,8 kW kurang dari 50A pada 11 V


                                                Gambar 4. Pengetesan Kerja Tanpa Beban

3.    Pengetesan Switch Magnit

       Perhatian :

-    Setiap pengetesan dilakukan dalam waktu 3 – 5 detik agar koil tidak terbakar.

-    Lepaskan terminal C

1). Memeriksa Pull – in Test

Hubungkan switch magnit dengan baterai seperti pada gambar.

Bagian negatif

(-)  Baterai    ke      Body starter dan terminal C

Bagian positif

(+) Baterai      ke     Terminal 50

Jika pinion menonjol, pull – in coil dalam keadaan baik.


Gambar 5. Memeriksa Pull – in test

2). Memeriksa Hold – in Test

Lepaskan terminal C. Pinion harus masih dalam keadaan menonjol.


Gambar 6. Memeriksa Hold – in test

3). Memeriksa Kembalinya plunyer.

Pada waktu melepaskan body switch, pinion harus kembali dengan segera.

Gambar 7. Memeriksa Kembalinya Plunyer

4). Memeriksa Celah Pinion

a.  Hubungkan ujung field coil dengan terminal C.

b.  Hubungkan switch magnit dengan baterai seperti pada gambar.

     Baterai  (+)       ke        Terminal 50

     Baterai  (-)         ke        Body starter 



Gambar 8. Memeriksa celah pinion 

c.  Gerakkan pinion ke bagian armature untuk menghilangkan kerenggangan  lalu periksa celah antara ujung pinion dan cincin penahan.

     Celah STD : 0,1 – 4,0 mm


Gambar 9. Periksa Celah Antara Ujung Pinion

dan Cincin Penahan 

2.    Membongkar Starter

Bongkar komponen starter menurut urutan seperti tampak pada gambar.



Gambar 10. Urutan Pembongkaran Motor Starter

1). Mengukur Celah Aksial Poros Armature

     Limit celah aksial : 1,0 mm



Gambar 11. Periksa Celah Aksial Poros Armature

2). Melepas Cincin Penahan Menggunakan Obeng


12. Gambar Pukul Cincin Penahan 

3). Melepas Snap Ring dengan Menggunakan Obeng



Gambar 13. Buka Snap Ring

4). Menghaluskan Poros Armature

     Jika pinion sukar dikeluarkan, haluskan poros dengan batu pengasah (oil stone)



Gambar 14. Menghaluskan Poros Armature

3.    Pemeriksaan dan Perbaikan Poros Armature dan Bantalan. 

1). Memeriksa Ujung Poros Armature

     Periksa ujung poros armature dan bos rumah penggerak dan bos ujung kemungkinan aus atau cacat.


     Celah oli : Limit 0,2 mm 

                

Gambar 15. Periksa Ujung Poros Armature 

2). Memasang bos

     a.  Buka tutup dan keluarkan bos

b.  Cocokkan lubang bos dengan alur rumah lalu pasang bos yang baru (dengan jalan ditekan).



Gambar 16. Mengganti Bos

c.  Haluskan bos untuk mendapatkan celah spesifikasi.

     Celah oli : STD 0,035 – 0,077 mm

            

Gambar 17. Menghaluskan Bos

d.  Bersihkan lubang dan pasang tutup bos yang baru.

                

Gambar 18. Bersihkan dan Pasang Tutup Bos

4.    Pemeriksaan dan Perbaikan Komutator.

Periksa bagian-bagian berikut lalu lakukan perbaikan atau penggantian.

1). Memeriksa Permukaan Komutator

     Permukaan yang kotor dan terbakar gosok dengan kertas amplas atau kalau perlu dibubut.



Gambar 19. Periksa Permukaan komutator

2). Memeriksa Kedalaman sigmen mica

     Kedalaman mica :

     STD Mesin 5K  :  0,6 mm

              Selain 5K  : 0,4 – 0,8 mm

           Limit                  : 0,2 mm



Gambar 20. Kedalaman Segmen Mica

3). Perbaikan Kedalaman Mica

     Jika kedalaman mica dibawah limit, perbaiki dengan menggunakan mata gergaji besi.



Gambar 21. Mengukur Kedalaman Mica

4). Menghaluskan Pinggir Mica

     Haluskan pinggirnya dengan mata gergaji



Gambar 22. Menghaluskan Pinggir Mica

5). Membersihkan Serpihan

     Gunakan kertas amplas # 400 untuk membuang serpihan (bram-bram)



Gambar 23. Mengamplas Permukaan Komutator

6). Mengukur Kelonjongan (Run Out)

     Perbaiki dengan bubut jika melebihi limit.

     Limit kelonjongan : 0,4 mm



Gambar 24. Mengukur Kelonjongan Komutator

7). Mengukur Keausan Permukaan

     Jika dibawah limit, armature diganti.

     Diameter luar komutator

     0,6 Kw STD 32,7 mm

                 Limit 31,0 mm

     0,7 Kw STD 28,0 mm

     (5K)     Limit 26,0 mm

     0,8 Kw STD 28,0 mm

                 Limit 27,0 mm



Gambar 25. Mengukur Diameter Luar Komutator

5.    Pemeriksaan dan Perbaikan Koil Armature, Koil medan (Field coil) dan sikat.

1.  Koil Armature

     a.  Memeriksa Ground test (test kebocoran)

          Periksa komutator dan inti koil armature.

          Jika terdapat hubungan, armature kontak bodi harus diganti.



Gambar 26. Memeriksa Ground Test

     b.  Memeriksa Hubungan Singkat


        Letakkan armature di atas alat pengetes armature lalu tempelkan mata gergaji pada inti armature            sementara armature diputar. Jika mata gergaji tertarik atau bergetar, berarti terdapat hubungan                singkat pada armature, karena itu harus diganti.

Gambar 27. Pengetesan Hubungan Singkat

     c.  Pengetesan Sirkuit Terbuka

Periksa hubungan antara sigmen-sigmen.

Jika tak terdapat hubungan pada setiap titik pengetesan, berarti terdapat sirkuit terbuka, dan armature harus diganti.



Gambar 28. Pengetesan Sirkuit Terbuka

2.  Koil Medan (Field Coil)

     a.  Memeriksa Koil Medan

Periksa koil medan terhadap hubungan antara kawat-kawat ujung. Jika tidak ada hubungan berarti ada yang terputus pada koil medan dan harus diganti.



Gambar 29. Pemeriksaan Terputus

     b.  Memeriksa Ground test (test hubungan ke body)

Periksa kemungkinan ada hubungan antara ujung koil medan dan frame medan. Jika ada hubungan, ganti koil medan.



Gambar 30. Pemeriksaan Ground Test

3.  Sikat (Brush), Pemegang Sikat dan Tuas Penggerak

     a.  Panjang sikat

Ukur panjang sikat dan ganti jika kurang dari limit.

Panjang sikat :

0,6 Kw       STD    : 19 mm

                    Limit   : 10 mm

0,7 Kw       STD    : 10 mm

(5K)            Limit   : 6 mm

0,8 Kw       STD    : 16 mm

                    Limit   : 10 mm



Gambar 31. Pengukuran Panjang Sikat

     b.  Mengukur Pegas Sikat

Ukur beban pegas sikat dengan alat yang disebut “pull scale”.

Jika pembacaan ternyata di bawah standar, pegas harus diganti.

Ketegangan pegas sikat :

0,6 Kw  = 1,05 – 1,35 kg

0,8 Kw  = 1,02 – 1,38 kg

Catatan :

Pembacaan “pull scale” dilakukan tepat pada saat pegas sikat terpisah dari sikat.



Gambar 32. Pengukuran Pegas Sikat

     c.  Memeriksa Pemegang Sikat

Periksa isolasi antara pemegang sikat ( - ) dan pemegang sikat ( + ). Lakukan perbaikan atau penggantian jika terdapat petunjuk adanya hubungan.


Gambar 33. Pemeriksaan Pemegang Sikat

     d.  Memeriksa Tuas Penggerak

Periksa tuas penggerak dan pegas kemungkinan aus. Kalau perlu diganti.



Gambar 34. Pemeriksaan Tuas Penggerak

        7.      Pemeriksaan dan Perbaikan Kopling Starter, Roda Gigi Pinion dan Switch Magnit.

1)  Memeriksa Kopling Starter dan Roda Gigi Pinion

     a.  Memeriksa Ulir Gigi Pinion

          Periksa ulir gigi kemungkinan aus atau cacat. Kalau perlu diganti.

     b.  Memeriksa Gerakan Pinion

          Periksa pinion apakah bergerak dengan lembut



Gambar 35. Pemeriksaan Ulir Gigi dan Pinion

     c.  Memeriksa Gigi dan Alur Pinion


          Pemeriksa gigi dan alur dari roda gigi kemungkinan aus atau cacat


Gambar 36. Pemeriksaan Gigi dan Alur Roda Gigi Pinion

     d.  Memeriksa Putaran Pinion.

Pinion harus berputar dengan bebas pada arah jarum jam tetapi terkunci pada arah berlawanan dengan jarum jam.


Gambar 37. Pemeriksaan Perputaran Pinion

2). Switch Magnit

a.  Memeriksa Plunyer

     Tekan plunyer lalu dilepas. Plunyer harus kembali balik dengan segera setelah dilepas ke posisi semula.



Gambar 38. Pemeriksaan Plunyer

b.  Memeriksa Kebocoran Pull-in Coil

     Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal C.


Gambar 39. Pemeriksaan Kebocoarn Pull-in Coil

c.  Mereriksa Kebocoran Hold-in Coil

     Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal body switch.



Gambar 40. Pemeriksaan Kebocoran Hold-in Coil

7.    Merakit Starter

Rakit komponen starter menurut urutan seperti tampak pada gambar.



Gambar 41. Urutan Merakit Motor Starter

1)  Memasang Snap Ring


     Tekan snap ring dengan catok dan pastikan terpasang dengan baik

Gambar 42. Memasang Snap Ring 

2)  Memasang Cincin Penahan Snap Ring


     Pukulkan cincin penahan pada snap ring

Gambar 43. Memasang Cincin Penahan 

3)  Memasang Brush

     Rakit sikat-sikat dengan hati-hati jangan sampai ada yang rusak.



Gambar 44. Memasang Brush

4)  Memasang Tuas Penggerak

     Rakit tuas penggerak pada arah seperti pada gambar




Gambar 45. Memasang Tuas Penggerak

5)  Memasang Plat Pengunci

     Memasang plat pengunci dan ukur celah aksial poros armature. Jika celah melebihi harga spesifikasi, lakukan perbaikan dengan menambah jumlah shim.

     Celah aksial  : 0,05 – 0,60 mm

     Tebal shim     : 0,5 mm



                    

Gambar 46. Memasang Plat Pengunci 

6)  Memeriksa Celah Pinion.

Hubungan ujung koil medan dengan terminal C.

Hubungkan switch magnit dengan baterai seperti pada gambar.

Baterai ( + )   ke          Terminal 50

Baterai ( - )    ke          Body starter



                                  

Gambar 47. Memeriksaan Celah Pinion

7). Mengukur Ujung Pinion dan Cincin Penahan

     Gerakkan pinion ke bagian armature untuk menghilangkan kerenggangan dan periksa celah antara ujung pinion dan cincin penahan.

     Celah STD      : 0,1 – 4,0 m

Gambar 61. Pemeriksaan ujung Pinion dan Cincin Penahan 

13. Starter Jenis Reduksi 


Gambar 62. Motor Starter Jenis Reduksi

Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan idle gear tersebut, gaya rotasi dari anker diperlambat sampai sepertiga agar dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil.

Konstruksi dan cara kerja

1.   Motor reduction gear

Motor starter terdiri dari anker, starter dan brush (sikat sikat), drive pinion, idle gear dan clutch gear berkaitan tetap. Putaran anker dipindahkan ke drive pinion, melalui idle gear dan clutch gear sehingga putarannya berkurang sampai seperempat setelah melalui mekanisme clutch.

Gambar 63. Motor Reduction Gear

2.   Kopling starter (starter clutch)

Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi dengan starter clutch. Untuk motor starter model reduksi ini, dipergunakan starter clutch seperti berikut:

Gambar 64. Kopling Starter

Starter clutch terdiri dari pinion shaft yang perpindahannya jadi satu dengan pinion, spline tube yang disesuaikan terhadap clutch bagian dalam, clutch outer, clutch roller dan clutch gear.

Gambar 65. Starter Cluth

Clutch roller adalah jenis outer roller, dan cara kerja pergerakan dari magnetic switch menyebabkan plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft, yang mana putarannya menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah tanda panah).

Oleh karena screw spline memotong terhadap pinion shaft, pinion akan maju, sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Untuk mencegah gigi-gigi dari roda gigi rusak (chippling) pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi karena kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar antara pinion dan ring gear. Drive spring diperlengkapi dengan pinion. Fungsi drive spring adalah sebagai berikut:

Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft supaya hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah gigi-gigi dari kerusakan.


Gambar 66. Starter Cluth

Dengan pengajuan dari pinion shaft , pinion berputar torsi dari screw spline dan menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya tidak berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak utama magnetic switch. Anker akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan berkaitan dengan ring gear.

67. Saklar Magnet

Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, pull in coil untuk menarik plunger dan hold in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk mendorong pinion keluar dari main kontak untuk mensuplai daya dari baterai ke motor.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

teknik otomotif

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.